Postingan

Menampilkan postingan dari Mei, 2020

Mari Pulih Planet Biru (Sajak Sempurna)

Gambar
Mari Pulih Planet Biru Malam yang gerhana Raksasa buruk rupa menelan cahaya Raksasa buruk rupa menelan bahagia Duka lara dan nestapa tercipta Surat-surat kepergian menjadi berita Burung gagak di ujung rembulan Menatap sayu pada kegelapan Burung gagak rindu terbang Tuhan Meringis meratap merapalkan mantra pengobatan         Memohon dengan teramat dalam         Segera sembuhkan pulihkan dan kembalikan semuanya Untuk planet biru, sehatlah selalu Jangan sakit  Mari berbahagia Bulan kemenangan telah berlalu Kita pemenangnya  Dia kalah, dia akan menyerah Ada terang sehabis gelap Pada penghuni langit Tersungkur ke tanah terbang ke langit mantra-mantra harapan Semesta memainkan melodi termedunya selalu Janji Penguasa pasti terjadi Lepas  Sembuh Burung gagak terbang kembali Burung gagak bernyanyi kembali Sembari menari tanpa henti Lamongan, 28 Mei 2020

Kartini Hidup Pada Setiap Wanita Yang Mampu Menata Hati Dan Mimpinya

Gambar
                             Sa dan Sam Kartini Hidup Pada Setiap Wanita Yang Mampu Menata Hati Dan Mimpinya      Semester kedua aku menjadi mahasiswa, rasanya masih tidak percaya kalau waktu berjalan begitu cepat sekali. Ternyata kuliah tidak seperti bayangan ku waktu SMA yang menyenangkan, bisa bebas jauh dari orang tua, belajar mandiri dan segala hal-hal yang baru. Ternyata omong kosong kalau hal-hal itu semua menyenangkan. Susah ternyata harus beradaptasi dengan segala hal yang baru, dunia baru, teman-teman baru, suasana baru dan semua itu harus dilakukan sendirian. Tanpa orang tua, apalagi ditambah dengan tugas yang kian hari kian menggila, tidak ada jeda. Kita tidak di izinkan untuk beristirahat, mungkin memberi kita waktu untuk mengistirahatkan diri adalah sebuah dosa.      Namun ada satu hal yang membuat ku betah di tanah rantau, seseorang yang jalan pikirannya sama dengan ku. Aku berkenalan dengan dia di awal semester pertama. S

Merayakan kepergian

Gambar
Merayakan kepergian Setiap gema yang membuat semakin pilu Setiap percikan kembang api yang membakar perasaan Kenapa malah merasa kalah Merasa kehilangan Merasa sendu lebih dari ukuran sendu Ternyata kemenangan semakin membuat saya kalah Kehilangan sesuatu yang memang diciptakan untuk berlalu

Semoga tepat

Gambar
Usia usai Berjalan namun tersungkur Lalu perjalanan yang bagaimana? Kelopak edelwis yang gugur? Atau gerhana yang kelabu? Tidak ada dalam buku dongeng Kosong dan gelap Tanya pada penjual bunga atau isi kepala Besok kalau tidak lusa Telat? Tidak mungkin Tidak pernah meleset walau sedetik, selalu patuh Berhenti sudah time over, katanya Semoga  diwaktu yang tepat Sudah terlaksana semua tanggung jawab Bumi, tanggal akhir

Kura-kura yang mati

Gambar
Kura-kura yang mati Ketika padam malam yang gelap Ku temukan kamu dalam bentuk yang terang Dalam tanah lapang yang kosong Ku temukan kamu  dalam bentuk edelwish yang harum Kamu menyelamatkan sesuatu yang ingin mati Aku kira dia sudah tidak bisa tumbuh setelah sekian lama kering Namun kamu menepis segara pikiran ku Kamu menyiramnya dengan sabar Dia mekar dengan indah sampai aku heran Kenapa bisa setumbuh ini Kenapa mekarnya lebih besar daripada sebelumnya Kenapa harus dibakar? Ini kamu membunuh ku Kembalikan aku ke rumah aku butuh istirahat  Lelah daya ku Pada detik aku menulis ini seperti hidup tapi mati rasa Lutut ku yang luruh tidak bisa berdiri ini nyata  Ternyata ini nyata Kota kita, Kura-kura yang mati

Dunia Sam Mulai Asing

Gambar
Dunia Sam Mulai Asing       Saling hening , tak ada yang ingin membuka suara satu sama lain sudah duduk selama dua jam di bangku kantin. Hanya Mahasiswa yang nugas sambil bercanda gurau dengan teman-teman se grub belajar nya, berbeda dengan sepasang anak adam di bangku ketiga yang sibuk dengan pikirannya masing-masing saling menerka apa yang sebenarnya terjadi , saling memahami suara yang tak di ungkapkan hanya tatapan mata yang sama-sama kosong.       Memang tidak ada perlu dijelaskan karena ujung dari penjelasan akan berakhir sama dengan kebohongan akan berakhir dengan sesal , saling tidak percaya , bagaimana bisa membohongi perasaan sendiri.        Untuk mengakhiri malam yang bisu bersuaralah sang lelaki “Karena kamu tidak mau percaya “ , katanya . “Kamu tau aku berusaha mati-maian untuk percaya mungkin aku bisa  menutup telinga untuk mendengarkan perkataannya , lalu bagaimana dengan mata ku yang melihat nyata ?” Satu tetes air matanya berhasil lolos dari pertahannya ,

Kita Hidup Di Dunia Siapa?

Gambar
Kita Hidup Di Dunia Siapa? Kita sedang hidup di dunia siapa tuan Dunia mu yang penuh teka-teki?  Atau hidup di dunia ku Yang aku biar kan kosong? Tanya ku di bangku taman malam itu Kamu hanya tertunduk, mengamati semut diantara rumput-rumput Lalu sang kutilang hinggap di dahan rendah di atas ku Beradu paruh dengan ranting Membisikkan sesuatu dengan lirih Berbeda, berbeda, bunyinya Ku tatap lagi mata mu yang sayu Lalu beralih menatap bintang bertebaran Bukan tentang kita mau kemana malam minggu kali ini Bukan film apa yang akan kita tonton pekan ini Perihal aamiin Pada arah yang berbeda Lalu tatapan mu beralih pada ku Usai, samar-samar aku mendengarnya Perihal yakin tidak akan ada yang kalah dan menang Perihal jalan ke kiri dan ke kanan Melepaskan dan mengikhlaskan Tuhan tersenyum melihat kita yang sesegukan Menikmati suatu pelajaran ujian kehidupan Cinta dan perbedaan

Kura-kura ini sore

Gambar
Kura-kura ini sore Pada langit jingga yang merekah Ku titip alunan melodi merdu Pada Tiap bait nada-nadanya  Pada pantai tanpa ombak membuyur Ku titipkan berjuta syukur Peluk hangat rekahan senyum Gandeng erat melodi sendu Pada kura-kura di ujung tebing Ku titipkan rasa yang  sedang kuncup Pulang rumah dan betah Pada tuan gerhana aku sudah tersesat Waktu tak kunjung temu Pura-pura tutup mata dan telinga namun otak selalu bertanya Apa baik-baik saja? Bahagia? Kesal dan menunggu  Pura-pura saja pergi Bintang juga takut tak bisa membuatnya tersenyum Bersembunyi saja dengan dalih haha lucu Kalau rindu mudah untuk diucap aku tak mungkin bungkam Selalu saja dipendam Gapapa senja masih setuju pada ku Meski senja selalu saja berpihak pada mu Pada sepertiga malam suara mu selalu candu Mari berjalan bersama, missal Lamongan, 19 Januari 2020

Dunia Samudra

Gambar
Dunia Samudra Mawar mu bertabur hujan  Mengikis batu dengan harum Singgah mu membawa cerah  Sejuk tanpa sendu Sujud ku lelap ku  Mulai menyebut namamu Membisikkannya pada Tuhan Terimakasih atas saturnusnya yang ini Kota rantau, 3 November 2020. Hari-hari ketika samudra mulai hadir didunia saya

Penyebab Gagal Adalah Isi Kepala Manusia Sendiri

Gambar
Penyebab Gagal Adalah Isi Kepala Manusia Sendiri Fajar terbit dari ufuk timur, cahayanya menembus melalui celah-celah jendela kamar ku , dengan mengerjap-ngerjapkan mata karena cahayanya yang silau perlahan-lahan ku buka mata ku, ternyata hari sudah pagi. Hari ini aku memiliki banyak sekali agenda yang harus aku kerjakan. Tiba-tiba saat aku membuka gorden jendela muncul sosok hitam yang tingginya setara dengan diriku, bentuk tubuhnya sama dengan ku, dia siapa kenapa tiba-tiba dia muncul didalam kamar ku. “Kamu siapa? Kenapa tiba-tiba bisa masuk ke dalam kamar ku?” Tanya ku pada sosok hitam yang mirip dengan ku. “Kamu, aku adalah kamu” ”Jangan bercanda aku sedang tidak punya banyak waktu” “Aku adalah kamu” Jawabnya dengan tegas Jawabnya membuat aku semakin bingung siapa dia yang mengaku-ngaku menjadi aku, sudahlah aku sedang tidak memiliki banyak waktu. Hari ini adalah hari terberat ku, semoga hari ini keberuntungan berpihak pada ku. Aku tidak mau membuat pagi ku berantakan hany

Pulang

Gambar
Pulang Nyaman sekali pelukan mu Dunia ku menjadi damai Segalanya ada disini cinta nan kasih Mencoba berjalan mencari dunia lain     Damai ku menjadi panas   Banyak orang marah-marah   Bunyi klakson dimana-mana   Asap rokok membumbung disetiap sudut   Umpatan menjadi makanan   Ingin hidup sendiri sudah biasa   Merasa yang dipengang paling benar sudah  menjadi kewajiban Hidup macam apa ini Kita hidup di dunia yang mana Dimana letak damai Apakah dunia ku dulu yang salah Tidak semua benar menurut isi kepala masing-masing Pulang  Menjadi kata yang paling nyaman Setelah pencarian panjang Menjadi damai seketika dengan diri sendiri Ingin rasanya putar balik Menetap saja pada tempat pulang              Lamongan , 22 September 2019

Melepas Mu Untuk Memeluk Mu Dengan Halal

Gambar
Melepas Mu Untuk Memeluk Mu Dengan Halal Nikmat Tuhan mana lagi yang kamu dustakan ? Ketika kamu hasih dikasih kesempatan untuk menghirup udara , ketika kamu masih dikasih kesempatan untuk melihat  dunia menyaksikan terbitnya fajar sampai tengelamnya matahari  . Merasakan kasih sayang kedua orang tua , saudara , sahabat dan pacar . Itulah selarik kata – kata yang dituangkan Ayana kedalam buku catatan pribadinya , Dia bahagia dengan hidupnya bagaimana tidak kedua orang tuanya sangat menyanyanginya , Nafasya sahabatnya sejak kelas satu SMA juga sangat menyayangi Ayana selain itu ada lagi Regha selain kedua orang tuanya dan sahabatnya Regha juga merupakan sosok yang sangat berarti dalam hidup Ayana , Regha adalah kekasih Ayana mereka telah menjalin hubungan dalam pacaran selama delapan tahun sejak mereka duduk dibangku kelas satu SMP .  hari ini seperti hari-hari biasa Ayana bersiap – siap akan pergi ke kampus seperti biasanya karena masih semester empat maka hari – hari Ayana tidak

Kota Lain

Gambar
KOTA LAIN Senja mu yang masih senja ku Kota jingga yang menjadi abu-abu Berkelana di kota yang baru Menatap sang langit yang masih biru Ingin melupa terhadap kamu yang dugu     Ya tuan aku hidup di dunia siapa     Jika ini di dunia ku         Kenapa kota baru ku masih saja beisi tentang mu         Jika ini hidup di dunia mu     Mana mungkin kau sudi mengizinkan aku masuk di kota mu Melody yang rusak  Nada yang tak kunjung berirama Sudah memiliki mimpi yang baru Meninggalkan segalanya yang abu-abu Namun bagaimana bisa syair ini lagi-lagi tentang mu Apalagi tentang hujan yang merdu Ternyata tuan melupa tidak semudah itu Sialan lagi-lagi senjaku Masih saja bercerita tentang mu Lamongan , 22 September 2019

Susah

Gambar
Susah Susah Susah Susah Sekali Menghapus melodi tentang mu Serasa tak berdaya tangan ku Lidah ku kelu berungkap Langkah ku resara gontai Menyebalkan terjebak dalam laut Laut yang dalam namun indah Mematikan Bila ku terus disana Bantu Aku keluar  Dari lautan kejam yang sejuk itu Sudah terluka Karang yang kejam  Sudah menghempas ku Masih kah engkau tak kasihan Pada raga yang retak ini Kejam  Satu kata yang tepat untuk mu Terimakasih

Kamu Indah namun berduri

Gambar
Kamu Indah namun berduri Kamu indah namun berduri Yang luar begitu mengkilau bagaikan emas Namun dalamnya hanya besi banhkan dapat berkarat Terkadang dapat melukai orang lain Yang indah itu mutiara hitam Dia tak sombong dengan keindahan bahkan dialah berlian yang sesungguhnya Berlian yang indah pun tetap diam meski dia dikalahkan  Karena dia tau bahwa memang mutiara hitam memang indah Karena yang memang benar adanya Terkadang kalah dengan yang indah semata Kuharap kau tidak akan menyesal nantinya

Hujan

Gambar
Hujan                    Hamparan samudra nan luas Dibawah panas matahari yang membakar Ada Rasa yang menguap melayang di udara Titik-titik uap yang menarik sesama Menjadi awan kelabu di udara Tetes demi Tetes langit menangis Deras berubah Menjadi deras tetesan tadi Jatuh di atas lapukan batuan Mengalir bermuara di samudra lagi Itulah siklus yang ku hafal setiap langkahnya Seperti merah jambu ku rasa Ku kira telah menguap nyatanya malah Menjadi awan Ku kira telah Mengalir nyatanya bermuara lagi ke Samudra

I AM OKAY

Gambar
 I AM OKAY “Ada berapa banyak kata di semesta ini ?” “ Jutaan mungkin atau bahkan miliaran , entahlah aku juga tidak tau” “Susah ya ngitung seberapa  banyak kata di semesta” “Hhmm, iya”  jawabnya singkat “ Sesusah itu juga aku merangkai empat kata yang sederhana” “ Haha ada-ada aja , Cuma empat kata apanya yang susah” “ Kamu sekarang apa kabar?” “ Tidak sebaik menunggu pesan mu tiap jam tiga pagi” “-----“ hening   

Goblin

Gambar
Goblin                               Perih luka itu perih Kau tancapkan pedang itu Masuk kedalam relung hati Menancap dan menetap disana Ingin ku cabut pedang luka itu Namun aku takut bila pedang itu tercabut Rasa yang ada ini akan melebur Akan ku biarkan pedang luka ini Yang menusuk sampai ke tulang Tetap bersemayam dalam dada Goresan itu aku masih ingat betul Ketika mata ku menatap tajam Melodi mu Kau mainkan dengan harmoninya  didepan mataku musik menyayat itu mengalun Kau nampak bersinar menatap matanya Kau tak tau remuk redam yang kurasa Retak Hancur berkeping-keping Akan aku Tetap melukiskan senyum Selagi Melodi mu bahagia  aku juga ikut mensyairkan larik bahagia

Gerhana

Gambar
Gerhana Bulan yang tertutup bumi Selalu saja tentang bumi,  Bulan dan matahari Gelap  Selalu aku lelah dengan ini Bisakah kita berbicara tentang bintang Dia tak sebesar bulan Dia tak secerah bulan Tapi Dia memiliki cahaya sendiri Tak seperti bulan yang hanya memantulkan cahaya Bintang juga tak akan pernah gerhana Dia setia Bahkan Dia telah hidup  Dari berjuta tahun yang lalu Namun masih saja ada untuk bumi Setia Kuharap bintang  Tetap mengengam kata lima huruf itu Bagaimanapun kedaan bumi

Bukan Tentang Rasa

Gambar
Bukan Tentang Rasa Semua berawal dari tatapan Entah aku tak tau awalnya Yang ada namun tak kusadari adanya Bagaikan udara yang jelas ada namun tak tampak Bagaikan biji yang tanpa siraman air Dia tetap ada namun tak tumbuh Sang waktu yang menakdirkan biji itu tersiram sedikit air Hingga sampai dia tumbuh begitu lebat  hingga tak dapat lagi ku pangkas Hingga tanpa kusadari ternyata dia sudah tak dapat tumbuh lagi Entah  kenapa bahkan dia sudah disiram Mungkinkah dia telah mati Dan kamu yang telah membuatnya mati Bahkan disaat aku bertatap atau berada didekat mu Rasanya tak sama lagi dengan dulu Begitu saja tak bergetar sedikitpun Ini bukan hanya tentang rasa  namun tentang yang hilang begitu saja

Balon

Gambar
Balon Lengkungan senyum mu Selalu Kau tunjukan pada siapapun Pada ku padanya pada mereka  Aku yang salah Mengartikan dengan makna yang berbeda Lagi lagi Lagi dan Lagi dan lagi Susah sekali menghapus Merah jambu yang telah tumbuh Merekah didada ini Rasa yang salah  Berkecamuk dalam ingatan Tak berniat  Aku mengambil balon yang dia hengam  Maaf  Kan ku  lepaskan lagi Ku harap balon itu kembali lagi padanya Bila itu yang terbaik untuk ketiga sudut Ku tak ingin retak Penghubung antara Aku dan dia Hanya karena berharap mengengam balon

Awan

Gambar
Awan                                    Aku pernah melepaskan mu Dan itu tak akan aku lakukan lagi Kan ku genggam syair mu Mengajak mu berjalan bersama Namun masih dengan jarak  Melintasi roda hidup yang terjal Namun aku masih berpegang teguh pada komitmen ku Takdir alam yang tak mengijinkan  kita bersama untuk saat ini Tak berucap bukan berarti itu tak ada Dengan warna awan yang masih sama  Ku harap engkau tak mengganggap ini candaan Bila engkau ingin terbang kelain awan Selagi itu membuat mu bahagia Tak akan aku biarkan rasa ku m enbendung  Jalan mu Untuk bahagia

Aku Kamu dan Dia

Gambar
Aku Kamu dan Dia Kurasa aku yang salah Datang disaat waktu yang tidak tepat Menjadi duri diantara daun dan batang Bahkan meski ku tau itu Aku tetap saja menginginkanmu Bukan hanya hasrat semata namun rasa yang memilih Bila aku menjadi jahat maafkanlah aku Tapi aku tak berniat sedikitpun menyakiti dirimu Bahkan aku jaga tak berniat menyakiti dia Tapi kau tetap saja membiarkan aku masuk Kedalam kisah kalian Entah kau sadari maupun tidak Yang benar adanya Ketika rasa ku mengejar mu Namun rasamu mengejarnya Mungkin semuanya tak dapat mengungkapkan Tapi ketahuilah hati yang berbicara Bahwa dia merasa sakit melihat itu Terimakasih atas waktu , canda , tawa Dan kenangan mungkin akan berakhir Ataupun akan terus berjalan seperti sekarang

ABCDEF

Gambar
ABCDEF                                      Tak lagi terhitung hari atau bulan Semenjak ku kenakan Putih abu-abu  Dia tumbuh dirasa Aku tak tau awalnya Hingga sekarang Masih hidup dan tetap ku sembunyikan  Melupakan  Aku tak pandai soal itu Masih saja empat suku kata Yang selalu ku sebut Diantara Pelangi dan Hujan Untuk menggenggam aku tak berani Aku takut pada Sang Pemilik matahari Jangan ragu Memang benar sajak berteriak ini Tentang dikau Bintang

Bukan Salah Kita

Gambar
Bukan Salah Kita Semesta tidak menjamin semuanya akan baik-baik saja , tidak menjamin semua akan selalu berada di wadahnya . Tidak menjamin bulan akan selalu menyinari bumi , tidak ada jaminan untuk itu . Apalagi pada manusia yang memiliki ego yang labil bahkan satu menit saja dapat berubah perasaannya. Yang dulunya menjadi tempat pulang ternyaman sekarang hanya menjadi tempat pulang yang palsu , bahkan kadang membuat kita tidak betah berlama-lama disana , yang dulu bagaikan malaikat sekarang menjelma menjadi sesosok manusia yang tak dikenal . Bukan salah kita jika semuanya berubah , salah kita jika kita ikut berubah ikut membuat semuanya menjadi tidak baik-baik saja. Tak perlu berbohong kalau lelah , kalau kesal ,kalau marah semuanya perlu di ungkapkan , semesta tidak selamanya menyuruh kita membisu . Siapa tau jika kita bersuara kaadannya dapat terkendali sedikit meski tidak ada jaminan untuk itu .  Tidak aku tidak membenci mu, aku hanya kecewa kenapa jalannya sedemi