Sirius 10. Bayang Mu Bukan Kamu
10.
Bayang Mu Bukan Kamu
Aku maunya kamu
bukan dia bukan siapapun, kalau bukan kamu berarti bukan yang lainnya. Karena
aku sudah jatuh padamu, terlalu dalam tidak ada celah untuk keluar.
Masa putih
abu-abu masa yang menyenangkan katanya, masa yang dibilang serius dan juga
bercanda, kalian pasti mengerti maksutku bukan, masa SMA masa yang dimana kita
akan beranjak menjadi lebih dewasa tidak. Meninggalkan masa yang membuat kita
lebih banyak bermain disebelumnya.
Tapi bagaimana
nanti setelah masa SMA, bagaimana masa yang akan datang, bagaimana hari esok,
bumi memang penuh tanya tanya. Kalimat tanya yang sering tidak mendapat
jawaban, mungkin juga jawabannya akan kita peroleh sendiri, akan terjawab
sendiri oleh setiap langkah kaki. Bisa tidak ya kita nanti menghadapinya,
menjadi diri sendiri, meraih mimpi sendiri tanpa ada tuntutan dari orang lain,
menjadi manusia yang bebas, bebas untuk menciptakan apapun yang di inginkan
oleh isi kepala kita sendiri.
Mungkin karena
tuntutan menjadi sebuah kebiasaan, kebiasaan untuk membuat diri sendiri mampu
banyak hal, menjadi ambisius hingga lupa bahwa kita adalah manusia, mengejar
hidup, padahal hidup hanya perkara hidup. Perkara teka-teki perkara melawan
diri sendiri, Perkara iya dan tidak, perkara memilih dan dipilih. Kalau kita
terus yang ingin menjadi juara, lalu bagaimana yang lainnya? Mereka juga punya
banyak hak. Kalau gagal adalah perkara perjalanan, maka gagal bukan tittik
untuk usai, melainkan koma untuk kita dapat berhenti sejenak mengatur lagi
jalannnya lalu berjalan lagi dengan energi yang baru.
Clarissa sedang
menunggu Tiya didepan kelas, Tiya sedang pergi ke kamar mandi sebentar katanya,
sambil menunggu Tiya Clarissa memilih untuk menamatkan novel yang berada di
tangannya, membaca novel adalah kebiasaan Clarissa.
Menurutnya
membaca novel membuatnya dapat mengalami banyak kehidupan, seakan masuk kedalam
setiap cerita yang dibacanya, tidak jarang dia sering tertawa, menangis dan
kesal sendiri ketika membaca novel. Terlalu menikmati sampai terkadang tidak
sadar dengan apa yang sedang terjadi, sampai dia tidak sadar ternyata ada
seseorang yang sudah berdiri disampingnya. “Clarissa” Panggil laki-laki itu
membuat Clarissa seakan ditarik dari novel menuju dunia nyata.
“Iya, maaf-maaf
Kak tadi aku terlalu asyik membaca sehingga tidak tahu ada Kakak disini”
Clarissa tahu siapa yang berada di sampingnya, dia adalah Galih satu-satunya
teman dekat Galen yang Clarissa tahu. Ada apa kak Galih mencari ku? Apa ada
hubungannya dengan kak Galen. Tanya Clarissa dalam hatinya.
“Aku yang seharusnya minta maaf sudah menganggu waktu mu”
“Tidak apa-apa, ada apa kak?”
“Ada yang ingin aku sampaikan pada mu” Terlihat dari sorot matanya
bahwa Galih sedang gugup.
“Iya, ada apa Kak?” Tanya Clarissa lagi yang semakin penasaran.
“Tapi aku harap kamu tidak kaget, dengan apa yang ingin aku
sampaikan”
Clarissa
semakin penasaran dengan apa yang akan dikatakan lelaki itu, kenapa dia tidak
boleh kaget. Apa ada hubungannya dengan Galen?
“Nama ku Galih, kelas 12 MIPA 1, temannya Galen”
Clarissa sudah
tahu itu, apapun yang berhubungan dengan Galen Clarissa pasti tahu, Clarissa
tiak tahu apa maksut temannya Galen berkenalan dengannya. Clarissa memilih
untuk diam mendengarkan kelanjutan apa yang ingin disampaikan lelaki itu.
“Mungkin ini akan terdengar aneh karena kamu tidak mengenalku, dan
sebelumnya mungkin kamu mengira kalau aku juga tidak mengenalmu. Tapi kamu
perlu tahu aku mengenal lebih dari perkiraan mu, bahkan aku tahu semuanya
tentang kamu”
Clarissa
benar-benar tidak mengerti apa yang ingin disampaikan oleh lelaki itu, kenapa
dia berkata kalau mengenal Clarissa dan mengetahui semua tentang Clarissa.
“Kamu pasti kaget” Katanya seakan mengetahui apa yang berada di
fikiran Clarissa. Sedangkan Clarissa masih tetap diam, dia tidak tahu harus
berkata apa.
“Aku tahu kamu suka sama Galen, Aku juga tahu kalau Galen juga
sudah mengetahui tentang itu”
Clarissa sudah
sangat kesal oleh rasa penasarannya sendiri. “Langsung saja kak apa yang ingin
kakak sampaikan, jujur aku tidak paham semuanya”
“Maaf, tapi aku, aku suka pada mu, sejak pertama kali kamu masuk
sekolah disini. Aku tahu semua tentang kebiasaan mu ketika pagi didepan gerbang
sekolah, ketika jam istirahat berada di perpustakaan, dan sebelum pulang
berhenti didepan gedung kesenian, tentang matematika yang menjadi pelajaran
kesukaan mu. Aku tahu semuanya”
Pengakuan Galih
membuat Clarissa kaget, bagaimana bisa lelaki itu menyukainya sedangkan mereka
belum pernah saling berkomunikasi sebelumnya, bahkan ini adalah kali pertamanya
berbicara dengan laki-laki itu.
Perasaan suka
terkadang memang gila, tidak bisa ditebak, bahkan dua orang yang tidak pernah bertemu
saja dapat saling jatuh cinta, kisah yang lucu tapi benar adanya. Lalu definisi
dengan perasaan suka yang sebenarnya itu bagaimana, kisah-kisah yang tidak bisa
diterima oleh akal tapi benar dapat dirasakan oleh hati. Jika Clarissa bisa
suka pada Galen secara diam-diam, tidak menutup kemungkinan lelaki didepannnya
juga dapat menyukainya dengan cara yang sama.
“Clarissa, maaf sebelumnya kalau membuat kamu kaget. Tapi semakin
hari perasaan ini tidak dapat disembunyikan aku sungguh dengan ucapan ku”
“Maaf kak tapi aku harus pulang” Clarissa memilih untuk pulang
meninggalkan laki-laki itu dengan segala pengakuannya, Clarissa binggung harus
bereaksi seperti apa menanggapi apa yang disampaikan oleh laki-laki itu.
Jika bukan
Galen, maka bukan yang lainnya. Kenapa malah sahabat mu yang menaruh perasaan
dan berani mengunggkapkannya pada mu, kenapa harus sahabat mu kenapa itu bukan
kamu. Meski Galen pernah mengajaknya berpetualang bersama, Clarissa tetap
menganggap Galen hanya kasihan padanya, bukan karena sejak awal Galen menaruh
rasa yang sama juga.
Komentar
Posting Komentar
Terimakasih sudah membaca tulisan jelek saya, Salam sayang