Senja ku sudah pulang ke peraduan malam
Namun tatapan sendu mu masih tertahan
Kamu menangis dalam dekapan
Lalu aku berbisik dengan sangat pelan
Tenang kamu tidak sendirian
Katanya akhir yang akhir, udah! Ternyata kalah itu begini , kalah tidak bisa membentengi diri sendiri . Gampang banget percaya , padahal kepercayaan itu mahal . Gapapa jangan kesal dulu ayokk besok ke saturnus eh lupa aku sendiri aja yang kesana. Makasih kado awal Maret nya "Ternyata aku kalah sam " "Maksutnya apa Sa?" "Ternyata bulan lebih suka tinggal di langit daripada aku ajak jalan-jalan untuk berpetualang di bumi" "Kamu salah mungkin ? " "Benar aku yang salah , ternyata lagu aamiin paling serius favorit ku sudah expaied Sam" "Coba dihitung lagi katanya !" "Engak Sam , Jangan suka bohong lagi . Udah !"
Berteman Dengan Overthinking Aku terbangun pada suatu pagi yang teramat cerah. Berjalan menuju balkon atap rumah, menyapu arah pandangan ku ke segala arah. Rumah-rumah tetangga yang menjulang, bangunan-bangunan tinggi yang mencakar langit, burung-burung terbang rendah didepan ku. Langit biru sangat cerah pagi ini. Namun tidak dengan perasaan ku, ini bukan kali pertama aku merasakan perasaan seperti ini. Setiap hari ya setiap hari. Bahkan hampir setiap saat aku mengalaminya. Setiap pagi bangun dengan perasaan yang aku tidak bisa menjelaskannya, kosong, kesal, sesak, bingung juga sedih. Namun anehnya bahkan aku tidak tahu apa penyebabnya. Perasaan-perasaan yang membuat ku tidak nyaman dengan diriku sendiri. Sampai aku putuskan untuk masuk lagi kedalam rumah, membereskan kamar, masak, mandi lalu sarapan. Berangkat ke kampus, menjalani hari-hari seperti biasa, belajar juga rapat mempersiapkan acara....
Tepat Pada Waktunya Ada kabar dari Ibu bahwa aku harus pulang aku langsung memesan tiket kereta, setelah sampai distasiun aku langsung menuju kereta yang sebentar lagi akan berjalan. “Mau pulang mbak?” Tanya seorang bapak disamping ku “Iya” Jawab singkat ku yang tidak ingin memulai obrolan dengan siapapun, hanya ingin segera pulang menemui kakak ku yang sedang koma. Tepat ketika adzan magrib berkumandang aku menuju toilet mengambil wudhu lalu shalat, tepat waktu rakaat terakhir, tanpa bisa dihentikan tanpa ada persiapan seketika semuanya terjadi. “Lisa” “Mbak Nisa, Ibu dan Bapak dimana Mbak?” Tanya ku ketika aku membuka mata diruangan hanya ada Mbak Nisa “Lisa sudah tidak akan merasa cemas, sedih, takut dan khawatir Dik. Mari kita berjalan menuju cahaya kita sudah pulang” ...
Komentar
Posting Komentar
Terimakasih sudah membaca tulisan jelek saya, Salam sayang