Mesin Ketik



Mesin Ketik

Pagi ini aku bangun kesiangan lagi, banyak tugas yang belum terselesaikan. Deadline yang berjalan lebih cepat daripada langkah ku. Ada satu tugas yang mengharuskan mengetik dengan mesin ketik tidak dengan laptop ataupun dengan komputer, alat-alat canggih yang mempermudah pekerjaan kita.
Tugas macam apa sudah zaman abad 21 masih menyuruh menggunakan mesin ketik, senang sekali menyusahkan mungkin memebuat orang lain harus bekerja lebih keras adalah kebahagiian bagi sebagian dari mereka. Apalagi dengan syarat dilarang salah, satu huruf ku tidak diperbolehkan salah dalam penulisannya.
Dengan kesal aku mengambil mesin ketik yang sudah usang dari gudang penyimpanan barang, membawa alat yang di bungkus kardus itu kedalam kamar ku. Membuka kardus yang berdebu dan mengeluarkan mesin ketik yang ku kira sudah rusak dan berkarat. Ternyata aku salah mesin ketik ini malah sangat bersih bahkan dapat dikatakan terlihat baru.
“Menyebalkan kenapa dulu tidak langsung ada laptop saja sih?” dengan perasaan sebal aku mulai meneta kertas-kertas putih itu pada mesin ketik. Mulai mengetikan huruf perhuruf yang ternyata aku kira bakalan mudah. Belum dapat satu baris ternyata ada huruf yang typo aku bingung bagaimana cara membenarkannya. Apa mesin ketik tidak memiliki delete, ku teliti setiap tombol keyboard dan aku tidak menemukan dimana letak untuk mendeletnya.
Dengan perasaan kesal aku mengambil kertas dengan tulisan yang salah tadi meremasnya dengan kesal dan melemparkan pada tempat sampah yang berada dibawah ku, aku mulai mengetik lagi pada lembar yang baru huruf demi huruf tertempel pada kertas kedua ku ini. Setengah halaman yang ku ketik dengan sangat teliti, seteliti apapun manusia tetap dilahirkan sebagai tempatnya salah dan lupa. Belum satu halaman itu penuh sudah terdapat huruf yang salah.
Aku kesal sekali rasanya, “Kenapa mesin ketik tidak diciptakan untuk dapat menghapus kata yang salah, “Menyebalkan” Kata ku sambil meremas kertas kedua yang sudah tidak berbentuk lagi itu, membantingnya ke dalam tempat sampah yang berada dibawah ku lagi.
“Aku tidak akan menyerah, mungkin percobaan pertama dan kedua gagal bukankah kesempatan masih tak terhingga jumlahnya” Kata ku sambil menyemangati diriku sendiri.
Aku mulai mengetik lagi lebih teliti daripada sebelumnya, lebih hati-hati aku tidak ingin ada yang salah lagi. Orang ambisius selalu ingin ang sempurna inilah aku, aku sangat ambisius dalam segala hal, hal ini yang membuat aku selalu bekerja lebih keras daripada yang lainnya. Menjadi sempurna dan terbaik yang tertanam didalam pikiran ku.
Lembar yang ketika belum dapat setengah halaman sudah salah lagi, padahal aku lebih hati-hati daripada sebelumnya, “Kenapa sih salah diciptakan, kenapa harus ada sala di semesta” Kata ku yang hampir frustasi, mungkin lebih tepatnya aku sudah frustasi.
Tapi bagaimana aku bisa kalah dengan mesin ketik ini, aku tidak akan menyerah. Lagi-lagi aku meremas dam membuang kertas yang berisi hruf yang salah. Bahkan sudah hampir penuh tempat sampah ku berisi kertas-kertas ini.
Malam sudah semakin sunyi dan aku masih berkutik diidepan mesin ketik ini, sudah hampir penuh keranjang tempat sampah ku namun tak kunjung juga aku dapat mengetik tanpa ada kesalahan satu huruf pun. Hari sudah menunjukkan pagi, jam 01.00 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pada Aksara Atau Angka

Kita sedang hidup di dunia siapa tuan?