Pada Sakura Dalam Dirimu



Pada Sakura Dalam Dirimu

          Karya : Tulisan Felisa

        Disudut pemakaman yang hening tersungkur seorang gadis kecil berambut panjang nan manis, menangis sesenggukan berteriak, menjerit, mengamuk, berontak pada takdir sambil mengutuk langit yang pekat, entah kenapa langit selalu setuju padanya , pada perasaannya yang pilu langit saja ikut mendung oleh mantra-mantra kesedihannya. Dia sendirian benar-benar sendirian tidak ada siapapun disisinya di pemakaman perasaan itu hanya terdapat galian-galian tanah yang hampa dan ribuan perasaan yang mati entah berniat untuk dimatikan sebelum waktunya atau memang sudah saatnya dia untuk mati saat itu. Perlahan hujan mulai menetes rintik demi rintik diiringi angin sejuk yang menakutkan gadis kecil itu masih tetap di sana menunduk sangat dalam pada segunduk kuburan tanpa jenazah manusia. "Kenapa ? kenapa baru sekarang semesta? apa salah ku? apa salah ku pada mu? " sederet kalimat kosong yang selalu diucapkan sebagai mantra penyesalan. Sampai tetes-tetes hujan perlahan membasahi tubuh mungilnya namun tidak membuatnya beranjak dari pemakaman ini.
        Hingga datanglah sosok dan berkata "Bangunlah", gadis kecil itu hanya menatapnya tanpa bereaksi apapun. "Bangunlah" gadis kecil itu masih saja tak bergeming dari tempat duduknya, berkata lagi sosok itu "Ayo bangunlah akan aku tunjukan padamu keabadian" perlahan gadis kecil itu berdiri dan menatap sosok didepannya "Benarkah?" tanyanya dengan sorot yang tidak percaya, "Dengan syarat kamu mau menceritakan kegelapan" jawabnya. Ditariknya tangan sang gadis perlahan dituntun keluar dari pemakaman yang gelap, "Mau kemana kita?" hening tidak ada jawaban, "Tuan mau kemana kita?" lagi-lagi hening hanya hembusan angin yang terdengar . Dengan kesal gadis kecil ini berontak melepaskan tangan sang sosok bercahaya dengan keras, "Cukup tuan sudah aku sudah muak dengan hal-hal yang berisi ketidak jelasan aku juga muak tuan dengan kebohongan" berontak nya. Sang tuan tersenyum sambil berkata "Ini aku bukan gelap , mari melangkah lagi" kata sang Tuan dengan lembut, "Tidak tuan katakan pada ku kita mau kemana? aku tidak mau berjalan tanpa arah",  katanya sambil mengusap sisa-sisa air mata "Sa kita ke abadian " digenggam lagi tangan gadis kecil itu sambil melangkah menuju tempat keabadian. Setelah berjalan jauh berhentilah mereka di Gunung Fuji disebuah kursi kosong dibawah bunga sakura, "Kata nya kita mau ke keabadian tuan?" tanya gadis itu. "Disini " jawab sang tuan. "Apa maksut mu tuan aku tidak paham?" tanya gadis itu "Sa berikan pada ku sebuah dongeng tentang kegelapan" pinta nya. " Tidak aku tidak tau itu dongeng apa " jawab gadis itu " Sa aku tau pagi mu kemarin mendung bahkan hampir gelap tukarkan dengan keabadian Sa , aku berjanji akan membuat mu tidak datang ke pemakaman perasaan itu lagi " lagi-lagi hening terjadi , gadis itu menatap lurus ke depan dengan pandangan kosong. tiba-tiba gadis kecil itu berkata "Baiklah kalau tuan memaksa , aku kesal tuan benci entahlah apa namanya pagi kemarin tuan seberkas cahaya menghampiri ku dalam wujud yang cantik dia mengajak ku berlari bagai kura-kura dan tempurungnya berbagi suka dan duka , menceritakan banyak hal tuan membuat ku merasa tidak sendirian aku punya teman aku punya rumah aku punya tempat untuk pulang tuan, aku senang tuan diajak berlari bersamanya sudah pagi ku lalui bersama cahaya nan indah itu tuan menjelang siang aku merasa cahaya ini diciptakan untuk ku perlahan aku buka kan pintu yang usang untuknya , tapi disaat yang bersamaan tuan disaat menjelang siang ternyata cahaya tersebut palsu, dia bohong  tuan, dia tidak secantik yang ditunjukan pada ku dia lambang hitam menurut sudut mata ku, dia berbohong tuan dia berbohong " teriak gadis kecil itu sambil menangis lagi, " Dia membohongi ku tuan ternyata dia bukan rumah dia tidak lebih hanya sekedar angin yang mampir ke semua tempat, disaat hari beranjak sore tuan dan perlahan gelap aku melihat sesuatu yang mati tuan sesuatu yang tidak bernyawa namun ada yaitu dia perlahan menghitam bersama pudarnya senja di langit kala itu , aku berduka tuan kenapa harus terjadi pada ku apa salah ku padanya?, aku benci dia tuan aku benci. Sudah tuan semuanya sudah mati", cerita gadis kecil itu kepada sang tuan. "Dongeng yang bagus Sa " kata sang tuan " Kamu tau Sa di semesta ini kita tidak punya siapa-siapa selain diri kita sendiri “ Katanya sambil menatap pohon sakura yang perlahan menggugurkan bunganya “ Sa “ panggilnya lembut , “ Sa bunga sakura itu adalah salah satu lambang hidup abadi Sa , maksutnya bukan sakura hidup abadi pada pohonnya sepanjang waktu Sa yaitu *Meski tanaman ini hanya sekedar bunga, namun bagi masyarakat Jepang Bunga Sakura menyiratkan makna yang begitu dalam. Pohon Sakura yang mulai memekarkan kuncup-kuncup bunganya, merupakan tanda berakhirnya musim dingin yang beralih menjadi musim semi. Saat itulah Bunga Sakura yang tengah mekar seolah menjanjikan kecerahan, serta masa depan yang penuh harapan bagi masyarakat Jepang Selain itu, mekarnya Bunga Sakura juga menjadi pertanda kesejukan, keheningan, dan kebahagiaan mendalam yang dirasakan oleh masyarakat Jepang. Sedangkan saat Bunga Sakura mulai berguguran, menandakan perpisahan atau kehangatan yang akan segera berpamitan. Oleh karenanya, Bunga Sakura menjadi tanda kegembiraan dan kesedihan yang dijadikan sebagai simbol wujud syukur atas anugerah besar kehidupan. Terbukti, masyarakat Jepang banyak yang bekerja keras dan memiliki semangat belajar yang tekun. Tidak hanya itu, Bunga Sakura juga menjadi simbol pengingat bahwa dunia ini selalu ada kebalikan. Bersama kesedihan ada kebahagiaan, bersama kesulitan ada kemudahan, bersama canda tawa ada kesedihan, dan ada kehidupan ada kematian. Dan makna kehidupan itu diambil dari Bunga Sakura yang mekar kemudian berguguran. Beragam makna yang dianut oleh masyarakat Jepang perihal Bunga Sakura, membuat masyarakat Jepang merayakan mekarnya Bunga Sakura yang disebut dengan festival Hanami. Dalam festival tersebut, seluruh masyarakat Jepang berpesta dalam keteraturan dan larut dalam kebahagiaan. Mekar dan gugurnya Bunga Sakura juga dianggap sebagai makna janji. Meski Bunga Sakura berguguran, namun bunga ini akan menjanjikan sebuah kebahagiaan, yang nantinya  diwujudkan dengan mekarnya kembali Bunga Sakura. Ini bukan kata ku Sa , ini aku juga mendapatkan mantra dari suatu sumber , tapi aku ingin menyampaikan mantra ini kepada mu Sa, tentang makna gugur dan semi”.
Perlahan gadis kecil itu melihat sedikit cahaya dari sang tuan meredup , “Tuan tuan kenapa cahaya mu mulai meredup?“ Tanya gadis kecil itu sambil terbata-bata. “ Sa sudah ku jelaskan bukan tidak ada yang abadi , ingat terus mantra-mantra ku tadi Sa” perlahan berguguran lah bunga-bunga sakura gadis kecil itu menatap  ribuan kelopak sakura yang berguguran diiringi dengan semakin  meredupnya cahaya sang tuan “ Tuan , tuan mau kemana ? tidak kah tuan ingin menemani ku berjalan di keabadian?” Tanya gadis kecil itu. “ Tidak Sa kamu perlu melanjutkan perjalanannya sendiri , iya sendiri jangan pernah berharap kepada siapapun Sa selain kepada Pencipta dan dirimu sendiri“, jawab sang tuan sambil menahan sakit karena cahayanya yang semakin meredup. “Sa dengarkan mantra-mantra ini semua dengan baik dan ucapkan mantra-mantra ini pada setiap langkah mu terutama pada langkah mu yang berat atau mungkin suatu saat kamu berjalan lagi di kegelapan“. Semakin redup cahaya sang tuan “Satu lagi Sa hiduplah dengan damai dengan dirimu sendiri , tetap bahagia sehat selalu dan jangan pernah sakit Sa, selamat tinggal Sa tugas ku sudah selesai”. Gadis kecil itu bingung dengan apa yang terjadi gugurnya ribuan kelopak bunga sakura dan leburnya cahaya sang tuan, gadis kecil itu perlahan sadar dengan apa yang terjadi ternyata sang tuan adalah sosok mantra ajaib yang dikirimkan untuknya, untuk pergi dari kegelapan dan berjalan di hidup yang abadi dengan memaafkan segala kesalahan yang membuatnya duka. Perlahan gadis kecil itu berdiri sambil mengusap air mata dan berkata “Terimakasih tuan untuk mantranya, iya aku berjanji demi bunga sakura lambang keabadian bahwa aku akan hidup abadi dan jauh lebih baik dari ini”.
        “Sayang sayang ayok bangun sudah pagi, katanya ada kuliah pagi” Suara siapa ini seperti tidak asing ditelinga ku kenapa seperti suara ibu ku , kemana perginya suara sang tuan. Perlahan aku membuka mata mendapati ibu ku membuka jendela kamar ku ternyata hari sudah pagi, kenapa pagi ini aku merasakan hal yang berbeda aku merasa lebih tenang daripada sebelumnya, lalu siapa tuan di mimpi ku kenapa mimpi ku begitu jelas? kenapa mantra-mantra itu masih terekam jelas di isi kepala ku. “Sayang mandi sana katanya ada kuliah pagi” kata ibu ku sambil menyadarkan ku dari lamunan ku, aku beranjak menuju kamar mandi dan bersiap-siap untuk berangkat kuliah. Setelah sarapan nasi goreng buatan ibu ku aku berangkat ke kampus dengan hati yang sangat lapang sambil berjanji kepada diri sendiri bahwa mulai hari ini aku tidak akan terpuruk dalam duka lagi aku berjanji akan menjadi sakura, untuk semuanya dan untuk selamanya. Kenalin nama ku Sa lengkapnya Melody Sakura.

*sumber by : https://www.google.com/amp/s/m.jitunews.com/amp/read/4021/makna-bunga-sakura-bagi-masyarakat-jepang

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pada Aksara Atau Angka

Kita sedang hidup di dunia siapa tuan?

Setiap manusia punya enak dan tidak enaknya sendiri-sendiri